Kami Bersama Dalil Dimanapun Ia Berada Tidak Fanatik Kepada Figur Tertentu Hanya Berpihak Kepada Al Haq

Al Qur'an Adalah Petunjuk Bagi Orang Yang Bertaqwa

Al Qur'an Adalah Petunjuk Bagi Orang Yang Bertaqwa

Belajar Ilmu Agama Adalah Jalan Pintas Menuju Surga

Belajar Ilmu Agama Adalah Jalan Pintas Menuju Surga

SEMANGAT

SEMANGAT
“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah,” (HR. Muslim)

Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang ber­iman

Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang ber­iman

Latest Posts

SYARAT-SYARAT SAH WUDHU

Abu Khuzaimah Al Andunisi

SYARAT-SYARAT SAH WUDHU

SYARAT-SYARAT SAHNYA WUDHU sebagai berikut
1. ISLAM, BERAKAL, DAN TAMYIZ
Maka wudhu tidak sah dari orang kafir, gila, dan anak kecil yang belum mencapai usia tamyiz.

2. NIAT
Berdasarkan hadits:
إنما الأعمال بالنيات
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat." (HR. Muttafaqun 'alaihi)
Dan niat ini tidak disyaratkan untuk dilafazhkan (diucapkan), karena tidak ada dalil yang shahih tentang melafadzkan niat. (Tempat niat di dalam hati, pen.)

3. DENGAN MENGGUNAKAN AIR YANG SUCI DAN MENYUCIKAN
Menggunakan air suci, sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan tentang air. Tidak sah wudhu dengan air najis.

4. MENGHILANGKAN APA SAJA YANG MENGHALANGI AIR SAMPAI KE KULIT
Menghilangkan segala sesuatu yang menghalangi air sampai ke kulit, seperti lilin, adonan kue, cat kuku yang dikenal di kalangan wanita sekarang ini.
seperti cat kuku yang banyak dikenal di antara kaum wanita di masa kini

5. ISTIJMAR atau ISTINJA`
Melakukan istijmad dan istinja etika ada sebabnya, berdasarkan keterangan yang telah lalu.

6. MUWALAH
Melakukan wudhu secara berturut-turut (tanpa ada jeda)

7. TERTIB (BERURUTAN)
Melakakukan wudhu secara urut (sebagaimana dalam Al Qur'an dan Hadits pen.)

8. MEMBASUH SEMUA ANGGOTA YANG WAJIB DIBASUH

KAJIAN KITAB
AL FIQHUL MUYASSAR

TERGANTUNG AYAH

Abu Khuzaimah Al Andunisi

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan,

ﺍﻛﺜﺮ ﺍﻷﻭﻻﺩ ﺇﻧﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﻓﺴﺎﺩﻫﻢ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﺍﻵﺑﺎﺀ, ﻭﺇﻫﻤﺎﻟﻬﻢ, ﻭ ﺗﺮﻙ ﺗﻌﻠﻴﻤﻬﻢ ﻓﺮﺍﺋﺾ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺳﻨﻨﻪ, ﻓﻀﺎﻋﻮﻫﻢ ﺻﻐﺎﺭﺍ

“Kebanyakan kerusakan anak disebabkan karena orangtua mereka, mereka menelantarkannya dan tidak mengajarkan anak ilmu dasar-dasar wajib agama dan sunnah-sunnahnya. Mereka menyia-nyiakan anak-anak di masa kecil mereka.” [Tuhfatul Maulud hal. 387]



Kalau kita renungi kalimat diatas, bahwa sejatinya adalah betul, orang tua-lah yang mewarnai pendidikan dan akhlaq seorang anak. Anak adalah didikan wajah orang tua, Mau menjadi seperti apa anak kita, kitalah yang membentuknya mulai dari rumah.

PEMBATAL-PEMBATAL WUDHU

Abu Khuzaimah Al Andunisi
 PEMBATAL-PEMBATAL WUDHU

Pembatal-pembatal wudhu adalah hal-hal yang membatalkan wudhu dan merusaknya. Pembatal wudhu ada enam:

1. Sesuatu yang keluar dari dua jalan.

Yakni jalan keluar:

a). Air seni

b). Tinja

Dan yang keluar ini bisa berupa air seni, tinja, mani, madzi, darah istihadhah, angin sedikit atau banyak.

Dalilnya adalah firman Allah ta'ala,

أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ الْغَائِطِ

"Atau salah seorang dari kalian kembali dari tempat buang air." (QS. Al-Maidah: 6)

Dan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم,

لا يقبل الله صلاة أحدكم إذا أحدث حتى يتوضأ

"Allah tidak menerima shalat salah seorang dari kalian apabila dia berhadats sampai dia berwudhu."

Hadits ini telah disebutkan sebelumnya.

Dan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم,

ولكن من غائط وبول ونوم

"Akan tetapi karena buang air besar, kencing, dan tidur." (HR. Ahmad, An-Nasa`i, dan At-Tirmidzi)

Dan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم tentang orang yang ragu, apakah keluar angin atau tidak,

فلا ينصرف حتى يسمع صوتا أو يجد ريحا

"Maka jangan berpaling (membatalkan shalat) sampai dia mendengar suara atau mencium bau (kentut)."(HR. Muttafaqun 'alaih)


2. KELUARNYA NAJIS DARI BAGIAN TUBUH YANG LAIN.

Jika yang keluar adalah kencing atau tinja, maka ini membatalkan wudhu secara mutlak, karena keduanya termasuk dalam dalil-dalil di atas. 

Jika yang keluar selain dari keduanya, seperti darah, dan muntah, dan yang keluar itu KOTOR MENJIJIKAN dan BANYAK, maka yang lebih UTAMA adalah berwudhu karenanya, demi mengamalkan kehati-hatian.

Jika SEDIKIT, maka tidak perlu berwudhu berdasarkan kesepakatan ulama.


3. HILANG AKAL ATAU TERTUTUP AKAL KARENA PINGSAN ATAU TIDUR

Berdasarkan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم,

ولكن من غائط وبول ونوم

"Akan tetapi karena buang air besar, kencing, dan tidur."

Dan sabda beliau صلى الله عليه وسلم,

العين وكاع السه، فمن نام فليتوضأ

"Mata adalah pengikat dubur, maka barang siapa tidur, hendaklah dia berwudhu." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Adapun gila, pingsan, mabuk, dan semisalnya, maka ia membatalkan wudhu sesuai kesepakatan ijma.

Tidur yang membatalkan wudhu adalah tidur NYENYAK/PULAS, di mana orang yang tidur tidak mengetahui sama sekali bagaimana posisi tidurnya.

Adapun tidur ringan (tidak nyenyak) maka ini TIDAK membatalkan wudhu, sebab para sahabat رضي الله عنهم juga tertimpa kantuk ketika mereka menunggu shalat, lalu mereka berdiri shalat tanpa berwudhu. (HR. Shahih Muslim).

4. MENYENTUH KEMALUAN MANUSIA TANPA PENGHALANG

Dalilnya adalah hadits Busrah bintu Shafwan رضي الله عنه bahwasanya Nabi صلى الله عليه و سلم bersabda,

من مس فرجه فليتوضأ

"Barangsiapa yang menyentuh kemaluannya, hendaklah berwudhu"


5. MAKAN DAGING UNTA

Dalilnya adalah hadits Jabir bin Samurah bahwasanya ada orang yang bertanya kepada Nabi صلى الله عليه و سلم "Apakah kami harus berwudhu karena makan daging kambing? Beliau menjawab,

إن شئت توضأ، و إن شئت لا تتوضأ

"Jika kamu mau, berwudhulah. Jika kamu mau pula, tidak perlu berwudhu lagi".

Ia bertanya lagi, "Apakah kami harus berwudhu karena makan daging unta? Beliau menjawab,

نعم، توضأ من لحوم الإبل

"Ya, Berwudhulah karena makan daging unta


6. MURTAD

Dalilnya adalah firman Allah تعالى،

و من يكفر بالإيمان فقد حبط عمله

"Barang siapa kafir sesudah beriman, hapuslah amalannya"

Segala sesuatu yang menyebabkan mandi juga mengharuskan wudhu kecuali kematian.




KAJIAN KITAB

AL-FIQHU AL-MUYASSAR

KAJIAN KABUPATEN KUNINGAN

Abu Khuzaimah Al Andunisi


 KAJIAN ISLAM ILMIYAH KAB. KUNINGAN JAWA BARAT

TEMA           : KAJIAN KITAB ADAB-ADAB BERJALAN MENUJU SHALAT

PEMBICARA : USTADZ ABU KHUZAIMAH ZULFIKAR hafidzahullah

WAKTU        : IN SYA ALLAH HARI AHAD PEKAN KE 2

TEMPAT       : MASJID AL IKHLAS PERUM BUNGA LESTARI KUNINGAN

ISTIRAHAT YANG SESUNGGUHNYA

Abu Khuzaimah Al Andunisi

سئـل الإمـام أحـمد رحمه الله تعالى:-《 متى الـراحـة ؟ 
قـال:عنـد أوّل قـدم أضعهـا في الـجنة》
طبقات الحنابلة (٢٩١/١).

» Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah pernah ditanya: “Wahai imam, kapankah waktu istirahat itu?” Beliau jawab: “(istirahat yg sesungguhnya ialah) pada saat engkau pertama kali menginjakkan kakimu di dalam Surga.
Thabaqat al-Hanabilah (1/291)